Ahmad Dhani tiba-tiba nyeletuk ide bikin UU Anti Flexing khusus buat anggota DPR RI. Katanya, pamer kekayaan di medsos itu bikin cemburu sosial dan citra wakil rakyat jadi jelek. Setuju! Dari survei online kilat, 9 dari 10 netizen langsung bilang "ide bagus!" "Lha, dari dulu kenapa nggak kepikiran, Mas Dhani? Udah telat banget ini mah," celetuk Ibu Susi, ibu rumah tangga yang sering ngomel lihat gaya hidup mewah pejabat di explore Instagramnya.
Dari Gaji Miliaran Sampai Pamer di Medsos
Faktanya, selama ini banyak anggota DPR yang gaya hidupnya jauh di atas rata-rata rakyat biasa. Dulu gaji resminya katanya cuma Rp 230 juta, eh Pak Mahfud MD bilang bisa sampai miliaran. Nah, kalau gajinya segitu, terus pamer tas Hermes, jam tangan mewah, atau liburan ke luar negeri, jelas bikin rakyat tambah panas. Ini kayak kita lagi puasa, eh tetangga sebelah lagi makan rendang di depan mata. Kan bikin iman goyah!
Aksi pamer ini bukan cuma soal kecemburuan sosial, tapi juga merusak kepercayaan publik. Gimana rakyat mau percaya sama wakilnya kalau mereka lebih sibuk pamer daripada mikirin nasib rakyat? UU Anti Flexing ini kalau benar-benar jadi, bisa jadi langkah awal. Tapi, apakah ini cukup? Jangan-jangan, nanti mereka pamer kekayaan di grup WhatsApp pribadi atau di luar negeri, yang penting nggak di medsos publik. Kan sama aja bohong!
UU Anti Flexing: Mengobati Gejala Atau Penyakitnya?
Usulan Ahmad Dhani ini menarik, tapi juga menimbulkan pertanyaan. Apakah UU Anti Flexing ini benar-benar akan mengatasi masalah hedonisme di kalangan pejabat, atau hanya menutupi gejalanya saja? Kalau mereka dilarang pamer, tapi korupsi dan gaya hidup mewah masih jalan terus di balik layar, apa gunanya? Apakah UU ini akan jadi solusi konkret, atau hanya jadi alat pencitraan baru bagi DPR? Dan yang paling penting: kapan kita punya UU Anti Korupsi yang seefektif UU Anti Flexing ini?