
(Oleh: Tante Kritik, Editor Rubrik The Komentar)
Waduh, woi! Capek enggak sih dengar drama yang sama setiap musim? Tim-tim amatir dan semi-pro di daerah—khususnya di sekitaran Kendal dan sekitarnya—terus-terusan terperangkap di jebakan utang dan janji palsu.
Ini bukan lagi soal passion, Guys. Ini soal profesionalisme yang nggak pernah di-take down dengan serius oleh para pengelola klub lokal.
Passion Itu Mahal, Nggak Bisa Dibayar Angin
Kami di Nongkrong Bola selalu support perjuangan tim lokal. Kami tahu betapa heroiknya pemain dari Karanganyar yang harus nyambi kerja lain demi tetap ikut latihan sore. Tapi, sampai kapan drama ini harus dimaklumi?
Pemain itu player profesional, atau setidaknya semi-profesional. Mereka punya tanggungan, punya keluarga, dan punya effort yang jauh lebih besar daripada sekadar 'penyuka bola'. Mereka nggak butuh janji manis soal upgrade stadion tahun depan, atau janji bonus hype kalau menang.
Yang mereka butuhkan itu gaji bulanan TEPAT WAKTU!
Kalau manajemen klub nggak sanggup bayar, yaudah mending undur diri! Jangan korbankan mental dan finansial para pemain yang sudah berdarah-darah di lapangan.
Jangan Cuma Nge-gas di Komentar, Ayo Gas ke Solusi!
Isu ini juga nyambung ke E-sport, lho! Banyak roster tim E-sport kecil di Kebumen yang bubar di tengah jalan karena support yang nggak jelas. Awalnya hype dikontrak, ujung-ujungnya stuck di utang pulsa.
Tante Kritik nggak mau basa-basi. Ada beberapa hal yang harusnya jadi wake-up call buat pengelola tim lokal:
Kontrak Jelas: Buat kontrak yang nggak cuma copy-paste, tapi punya klausul pembayaran yang tegas, transparan, dan ada sanksi jika telat.
Support Infrastruktur: Udah 2025, masa lapangan latihan masih banyak batu? Nggak perlu mewah, tapi minimal layak.
Transparansi Finansial: Buka data pemasukan. Biar fans juga aware dan tahu kenapa player mereka gajinya nggak keluar.
Intinya, jangan cuma bangga sama jersey baru. Banggalah kalau lo bisa menghargai keringat dan effort para pemain dengan hak yang seharusnya mereka terima.
Stop drama gaji telat. Waktunya profesional!